Langkah Pembuatan/Pengembangan
Permainan Edukatif
Direview oleh : Adji
Dovan Tri Rahmawan /0943194030
Pendidikan Kimia
Reguler
Dengan
berkembangnya teknologi khususnya di Indonesia berkembang pulalah metode
pembelajaran di Indonesia. Yang tadinya bersifat tradisional yaitu guru
menerangkan di dapan kelas dan murid mendengarkan. Sekarang dengan kemajuan
teknologi ada cara lain untuk melakukan metode pembelajaran khususnya untuk
anak-anak yaiut permainan edukatif. Permainan edukatif itu sendiri adalah
merupakan semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman
pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya. Dimana permainan
edukatif juga merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat merupakan
cara yang mendidik. Jadi permainan edukatif adalah semua jenis permainan yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan dan jenis permainan yang bersifat
edukatif demi kepentingan peserta didik. Dimana permainan edukatif dapat
meningkatkan kemampuan berfikir, berbahasa, serta bergaul dengan orang lain.
Selain itu anak dapat menguatkan anggota badan, menjadi lebih terampil dan
menumbuhkan serta mengembangkan kepribadiannya. Permainan edukatif merupakan
permainan yang dirancang dan dibuat untuk merangsang daya pikir anak termasuk
meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan masalah.
Model
pengembangan permainan edukatif, menggunakan model perancangan sistem
berbantuan komputer, yang dikembangkan oleh Roblyer & Hall pada tahun 1985.
Model ini terdiri dari tiga fase, dimana tiap fase saling berhubungan dan
melengkapi. Adapun ke-3 fase tersebut adalah : fase perancangan, fase pra-pemrograman dan fase pengembangan atau evaluasi.
Berikut adalah penjelasan dari
ketiga fase atau tahap diatas:
1.
Tahap
Perencanaan
a. Menentukan
tujuan pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan pembahasan pokok materi apa
yang akan disampaikan melalui permainan, yang sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
b. Membuat
lintasan belajar
Memecah tujuan pembelajaran ke dalam tujuan yang lebih
kecil yang dapat diurutkan. Misalnya, apa yang akan dipelajari oleh pemain
dahulu? Apa yang akan mereka pelajari berikutnya? Jika Anda seorang desainer
permainan, pikirkan lintasan pembelajaran dalam tingkatan-tingkatan permainan.
c. Penelitian
Lihatlah permainan lainnya atau kegiatan yang
mendukung tujuan pembelajaran serupa. Penelitian tidak harus bersifat
literatural, kadang-kadang permainan yang tidak jelas dapat menjadi sesuatu
yang inspiratif.
d. Mengintegrasikan
“perlu tahu”
Buatlah suatu konsep yang menimbulkan rasa butuh
pemain untuk mempelajari pengetahuan dan memperoleh keterampilan yang diajarkan.
"Kebutuhan untuk mengetahui" selain dapat dihubungkan ke sebuah
cerita, juga terhubung ke kebutuhan dunia nyata.
e. Menyesuaikan
penampilan dengan apa yang diajarkan
Tampilan permainan yang unik dan mencerminkan kegiatan
pembelajaran merupakan tantangan menarik dan hal baru bagi pemain (siswa). Ini
adalah salah satu langkah paling sulit saat merancang permainan untuk belajar
dan titik untuk perangkap terjadi. Jadi dalam banyak "permainan
pendidikan" ditemukan bahwa tampilan malah mengganggu pembelajaran, bukan
malah membantunya. Misalnya saja dalam permainan tersebut ada gelembung yang
berisi persamaan reaksi yang jatuh dari langit saat pemain menembak penguin
menari: hal tersebut sangat tidak masuk akal.
f.
Desain sistem penilaian
Pertimbangkan apa jenis umpan balik dan data yang
digunakan dalam permainan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana seorang
pemain lakukan. Sehingga jelas tentang bagaimana permainan akan menentukan
apakah atau tidak pemain telah memenuhi tujuan belajar.
g. Mempertimbangkan
penyiapan
Ingatlah kepada konteks di mana permainan akan
dimainkan. Apakah akan dimainkan selama periode kelas 45-menit? Oleh satu atau
banyak pemain? Hal-hal teknis dan mat mungkin ri yang mungkin berdampak desain
game antara lain: internet, ruang terbatas, kebutuhan untuk bahan sederhana. Langkah
ini merupakan langkah yang sangat penting dalam penyusunan game. Karena pada
dasarnya, merancang permainan yang sempurna untuk kelas yang tidak dapat
mendukungnya, bukanlah suatu hal yang lucu.
h. Memikirkan
pemain sebagai produsen
Buatlah peluang bagi para pemain untuk memberikan
kontribusi kreatif dalam permainan. Pertimbangkan bagaimana pemain bisa
mengambil permainan, lagu dan membuatnya sendiri.
2.
Tahap
pra-pemrograman
Pada
tahap ini, segala hal yang diperlukan dalam pembuatan permainan dipersiapkan.
Semisal saja untuk game-game kooperatif dan tradisional perlu dipersiapkan
aturan-aturan permainan, sehingga alur bermain dan tujuan dari permainan dapat
tercapai. Sebaiknya menghindari penjelasan panjang lebar dan menulis aturan
yang mudah dipahami.
Sedangkan
untuk permainan terutama yang berbasis komputer atau pun grafis, diperlukan
design (rupa dan bentuk, atau suara) selain aturan yang mengatur permainan.
Biasanya design tersebut disusun dalam bentuk storyboard yang menceritakan
bagaimana alur, bentuk dan design dari permainan terkait.
3.
Tahap
pengembangan dan evaluasi
a. Playtest
Playtest permainan Anda untuk melihat apa yang
berhasil dan yang tidak, dan jika itu menyenangkan! Gunakan umpan balik yang
Anda dapatkan dari Anda playtest untuk meningkatkan permainan Anda.
b. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan permainan,
pencapaian tujuan dari permainan, dan respon pemain terhadap permainan. Hal ini
penting terutama untuk progres perbaikan dan pengembangan permainan ke
depannya.
Daftar Pustaka
Ainiyuwanisa.2010.Permainan Edukatif.(Online). http://ainiyuwanisa.wordpress.com/2010/03/11/permainan-edukatif.html diakses pada tanggal 9 April 2012.
Anonim.____.
Pembuatan Media
Pembelajaran Berbasis Permainan 1. (online). http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kom_056707-chapter3.pdf
ditulis sebagai metodologi penelitian.
Diakses pada tanggal 9 April 2012.
Sadiman. Arief, S. dkk.2010. Media
Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta :
Rajawali Pers.
Varelidi, Chloe.2011.10 Step to
Design a Game For Learning. (Online). http://chloeatplay.tumblr.com/post/9350161006/10-steps-to-design-a-game-for-learning-including.html
diakses pada tanggal 9 April 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar